Senin, 05 Desember 2011

tugas kewirausahaan


LAPORAN PENJUALAN KAOS FAKULTAS ILMU SOSIAL

A.    Latar belakang
Mata kuliah kewirausahaan merupakan salah satu mata kuliah yang ada di jurusan Sosiologi dan Antropologi. Mata kuliah ini mempersiapkan mahasiswa untuk mampu bersaing dengan dunia luar ketika lulus nanti. Dan juga diberikan tips-tips untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses. Pada kenyataannya, mahasiswa dari jurusan kependidikan justru banyak yang tidak mendapatkan pekerjaan sesuai dengan jurusan yang sebelumnya mereka tempuh, dalam hal ini menjadi seorang guru. Maka, diharapkan ketika mahasiswa telah lulus dari perguruan tinggi, akan mendapatkan penghasilan meskipun tidak menjadi seorang guru. Jalan alternatif yang dapat ditempuh, salah satunya adalah dengan menjadi seorang wirausaha dan itu artinya menjadi pemimpin dari usaha yang diciptakan oleh dirinya sendiri.
Menjadi seorang wirausahawan tidak langsung menjadi besar,akan tetapi pasti selalu dimulai dari nol, maksudnya usaha yang dirintis selalu dimulai dari usaha kecil-kecilan, dan pasti seorang wirausahawan yang sukses akan pernah mengalami suatu kegagalan dalam bentuk kerugian, hal ini sangat mungkin terjadi, akan tetapi seorang wirausahawan sejati tidak akan menyerah dan terus berusaha, hal inilah yang kemudian menjadikan seorang wirausahawan dapat meraih suatu kesuksesan yang sebenarnya karena telah mengalami berbagai halangan dan rintangan.
Berdasarkan hal tesebut di atas, maka pada mata kuliah kewirausahaan ini diberikan tugas untuk merasakan sedikit dari pahit dan getirnya menjadi seorang wirwusaha. Tugas ini setidaknya melatih sejauh mana kemampuan mahasiswa untuk dapat menjadi seorang wirausaha serta melatih mental dari mahasiswa agar ketika kelak menjadi seorang wirausaha akan sudah mempertimbangkan dan mempersiapkan apa saja kendala yang mungkin akan ia temui. Tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah kewirausahaan, yaitu bapak M. Solehatul Mustofa dan ibu Oktaviani Adi Suciptaningsih adalah menjualkan kaos fakultas. Hal ini merupakan program fakultas dan mahasiswa mau tidak mau harus melakukan hal ini, karena akan dijadikan sebagai nilai mid semester.



B.     Tujuan
Penjualan kaos yang dilakukan oleh mahasiswa pendidikan Sosiologi dan Antropologi merupakan suatu tugas untuk mendapatkan nilai mid semester.


C.    Proses penjualan kaos
Pada awal pemberian tugas untuk menjualkan kaos fakultas, sebagai tugas untuk mata kuliah kewirausahaan, pertama kali yang terlintas dalam benak saya adalah sulitnya dalam menjualkan kaos tersebut. Benar saja, ketika ada wisuda fakultas di auditorium, moment tersebut kami manfaatkan untuk berjualan kaos disana. Kaos tersebut kami tawarkan dengan harga Rp 50.000, harga yang lumayan tinggi bagi mahasiswa seperti kami. Kami menawarkan kepada bapak-bapak atau ibi-ibu yang pada waktu itu sedang berada di luar auditorium ketika acara wisuda sedang berlangsung. Dari sanalah pengalaman kami dimulai. Diawali dengan menggelar tikar untuk meletakkan kaos-kaos yang akan kami jual. Beberapa menit berlalu dan kami masih hanya duduk terdiam melihat orang yang berlalu lalang bahkan tanpa melihat apa yang kami lakukan disana, kemudian kami berinisiatif untuk beberapa anak menjajakan kaos dan yang lainnya tetap duduk menunggu kaos yang kami jual dengan harapan ada orang yang setidaknya menanyakan berapa harga kaos kami. Kami berjalan mengelilingi auditorium dan menawarkan kaos yang kami jual kepada siapa saja yang kami temui dengan kata-kata yang sedikit merayu serta meyakinkan calon pembeli kaos kami untuk membeli kaos yang kami bawa. Dan usaha kami tidak berjalan mulus seperti yang kami harapkan. Ketika menawarkan kepada seorang bapak, ada bapak lainnya yang mengatakan bahwa kaos tersebut hanya dibagikan secara gratis dan tidak untuk dijual, diikuti dengan tertawa. Kami meninggalkan bapak tersebut dan menawarkan kepada oranglain, ada yang langsung menolak akan tetapi adapula yang hanya memberikan harapan kosong kepada kami. Seperti ketika kami menawarkan kaos kepada segerombolan bapak-bapak dan ibu-ibu, disana ketika saya mengatakan bahwa harga kaos ini adalah Rp 50.000, bapak tersebut kemudian menawar dengan harga Rp 10.000, spontan membuat kami kaget dan tertawa lepas, dan dengan nada yang lembut kami menawarkan lagi bahwa kalau bisa harganya tidak hanya Rp 10.000,dan harga Rp 50.000 dapat dikurangi menjadi Rp 48.000, dan sekali lagi, bapak tersebut tertawa, hingga kami memutuskan untuk meninggalkan bapak tersebut karena kami berpikir bahwa bapak tersebut tidak benar-benar tertarik dengan kaos yang kami jual.
Dari pengalaman yang kami dapatkan ini, menurut saya pribadi, benar-benar menggambarkan betapa untuk menjadi seorang wirausahawan adalah tidaklah mudah. Saya merasakan perlu mengumpulkan mental yang kuat dan memutuskan urat malu saya untuk menjual kaos tersebut, karena tanggapan dari banyak orang mengenai barang yang kami jual memang sangat dibutuhkan sikap lapang dada dan kesabaran yang luar biasa. Selain itu untuk menjadi seorang wirausahawan haruslah tidak takut untuk rugi dan barang yang ditawarkannya tidak terjual, karena itulah yang sangat saya rasakan.
Secara pribadi, saya memang belum mampu untuk menjualkan kaos yang ada namun yang terpenting adalah pengalaman yang saya dapatkan dan pelajaran mengenai betapa susahnya untuk menjadi seorang wirausahawan. Karena sejak saat itu, ketika saya melihat seseorang yang menjual sesuatu kepada saya, dalam hati saya merasa kasihan kepada orang tersebut, karena saya sendiri pernah mengalami sedikit pengalaman menjadi seorang penjaja kaos.
Namun secara kelompok,kami mampu menjualkan kaos dengan jumlah yang sangat minim, hal ini walaupun bukan merupakan suatu hal yang dapat dibanggakan, namun menurut saya, bagi seorang pemula untuk menjadi wirausahawan, berhasil menjual barang dagangannya berapapun jumlahnya, itu merupakan suatu hal yang dapat dibanggakan, karena tidak jarang pula, seorang wirausahawan ketika menjualkan barang dagangannya, tidak ada satu-pun dari barang dagangannya yang laku. Dan dari hal itulah, justru bukan keputus-asa-an, namun semangat tinggi hingga akhirnya di kemudian hari orang tersebut menjadi seorang wirausahawan yang sejati.

4 komentar:

  1. oke...
    semangaaaaaad buat wirausaha nya

    BalasHapus
  2. Kecenderungan masyarakat Indonesia memilih menjadi tenaga kerja ketimbang berwirausaha perlulah diubah. Upaya mengubah kecenderungan ini adalah dengan adanya mata kuliah kewirausahaan di jurusan kita. Mata kuliah ini melatih kita untuk berwirausaha. Laporan penjualan kaos diatas menjadi bukti bahwa dalam mata kuliah kewirausahaan kita benar-benar dilatih untuk berwirausaha.

    BalasHapus
  3. Janganlah berharap kelak kita lulus nanti hanya sekedar menjadi pegawai. Jadilah pengusaha besar yang sukses yang mampu memberikan peluang pekerjaan bagi para pengangguran.
    Agar kehidupan ekonomi bangsa kita menjadi semakin maju. semangat!!

    BalasHapus
  4. belakang meja 'depan meja 'belakang meja 'depan meja 'belakang meja 'depan meja 'belakang meja 'depan meja
    Rencana A dan B tak sesuai harapan, masih ada 24 huruf untuk 'move on ^^

    BalasHapus