Minggu, 15 Januari 2012

STC (Simo Trade Center)

PROFIL STC (Simo Trade Center)

A.    Sejarah singkat STC
Simo Trade Center (STC) merupakan bangunan pusat perdagangan warga Simo. Lokasi STC terletak pada perempatan Tegalrayung, Pelem, Simo, Boyolali, yang merupakan tanah khas desa Pelem. Sebelum didirikan STC tanah ini merupakan tanah khas desa yang digunakan sebagai bangunan sekolahan dan KUD dan terlihat ada sebuah panti urut dan pijat. Melihat dari fungsi bangunan awal ini sebetulnya sangat representatif dan bagus, tetapi dalam perkembangannya terlihat lebih dari sisi maintenance bangunan. Ini terlihat dari kaca – kaca bangunan yang dibiarkan pecah dan tidak terawatt sehingga memberikan kesan kumuh di lingkungannya. Melihat kondisi yang seperti ini Pemerintah desa pelem berusaha menawarkan kepada investor yang ingin memanfaatkan lahan dengan kerjasama yang saling menguntungkan “win – win solution”. Setelah berusaha menawarkan kebeberapa pihak investor akhirnya menemui kata sepakat dengan salah satu investor, yang kebetulan putra daerah Simo sendiri “Muh Wasik” yang berdiri dibawah bendera PT. Mitera Mukti Mandiri miliknya. Selanjutnya diadakan rapat – rapat koordinasi antara pihak desa dengan investor ini, dan setelah benar – benar deal maka pihak desa segera memberikan amanah ini langsung keinvestor dan oleh investor ini langsung ditanggapi dengan rencana akan dibangunnya kawasan pusat perdagangan diSimo.
            Berangkat dari sejarah panjang diatas, maka pihak investor dalam hal ini PT. Mitera Mukti Mandiri segera mengambil langkah nyata untuk segera merealisasikan pusat perdagangan ini. Pimpinan PT. Mitera Mukti Mandiri segera mengambil arsitek untuk menyelesaikan desain kawasan ini. Arsitek yang ditunjuk adalah “Ruliyanto” yang berdomisili di Salatiga. Dari arsitek segera menyusun draf perencanaan mulai dari konsep & gambar arsitektural. Dengan waktu yang relatif sangat singkat draf – draf tersebut sudah tersusun. Kemudian dari pihak PT. Mitera Mukti Mandiri bersama dengan Arsitek melakukan sosialisasi dengan cara presentasi kepada masyarakat Desa Pelem. Sebetulnya ada hal menarik mengenai nama dari STC ini sendiri, pada detik – detik terakhir ketika saya masih menyiapkan draf presentasi dan kebetulan waktu itu saya menyiapkan perlengkapan presentasi di rumah Bpk. Muh Wasik Masih bernama “ Simo Square” dan tiba – tiba ketika Bpk. Muh Wasik keluar dari pintu rumah langsung saya disuruh edit nama simo square menjadi STC seperti yang kita kenal sekarang ini, begitu arsitek STC memaparkan mengenai nama dari STC. Setelah kita sosialisasi di lingkungan desa Pelem langkah selanjutnya adalah presentasi ke Kantor kabupaten Boyolali dengan metode yang sama dengan presentasi sebelumnya. Secara umum baik masyarakat pelem dan PEMDAkabupatenBoyolalimerespondengan  positif danmendukungpembangunandariSTC.                              
             Setelah Sosialisasi tersebut segera di pasang baliho besar yang intinya mohon doa restu di Pelem Simo Boyolali akan dibangun STC. Dan pada kesempatan ini Ruliyanto sebagai arsitek juga memberikan ikon dari kawasan niaga ini dengan jargon “ kawasan niaga saya – anda – bersama “. Ikon ini segera disetujui oleh Muh. Wasik sebagai Pimpinan PT. Mitera mandiri. Dan dari Muh. Wasik menambahi acuan STC sebagai tempat “WISATA BELANJA & REKRESI”. Dan untuk menunjang promosi STC menerbitkan Tabloid 2 Bulanan dengan nama “motif batik” yang merupakan inisial dari siMO kreaTIF Boyolali Alam eksoTIK. Pemberian nama tabloid ini adalah Ruliyanto yang merupakan Arsitek dari STC. Setelah kesiapan pembangunan semuanya siap pada akhir November 2009 pembanguan STC dimulai. Pembangunan STC memakan waktu dari akhir November 2009 – 23 Agustus 2010 yang bertepatan pada bulan suci ramadhan dan ditandai dengan acara soft opening STC, sebagai wujud syukur telah dibukanya pagar proyek sebagai tanda selesainya pembangunan STC. Pada acara soft opening ini dilanjutkan dengan acara buka bersama dan salat tarawih bersama.

B.     Bentuk fisik STC

Konsep bangunan STC mengambil bentuk bangunan minimalis dengan acuan arsitektur tropis. Hal ini direlisasikan dengan façade bangunan yang simple dengan pemilihan warna yang kontras dang mencolok, unsur tropis dianalogikan dari elevasi bangunan yang menciptakan efek bayangan yang dinamis dan relevan. Luas lahan Kawasan STC 4.300m2 terdiri atas 78unit kios yang terbagi masing – masing atas 4 blok / type. Yaitu Blok A ukuran 4x7m, Blok B ukuran 4x6m, Blok C ukuran 4x5m dan Blok D 3,5x4m. Selain dari 4 Blok tersebut juga terdapat blok E yang terdiri atas 37 los dengan peruntukan sebagai pusat jajanan dan kuliner dengan ukuran masing – masing los adalah 2x3m. Bangunan servis terdiri atas tendon air 4x2m dengan kapasitas 4000 ltr air bersih Parkir mobil , Parkir motor & MCK 7 buah. Bangunan penunjang terdapat 1 pos security 1 pos polisi 3 ATM dan sebuah Mushola. Untuk land development juga tergarap dengan apik, bagian sisi timur terdiri dari komposisi tanaman kelapa sawit dan tanaman semak, penutup paving dengan variasi grassblok, pada sisi selatan STC diisi oleh tanaman bunga yang didominasi dengan warna merah sebagai wujud dari penerapan arsitektur tropis.
Pada akhirnya semoga kawasan ini benar – benar kawasan niaga saya anda bersama, yang berarti kita semua wajib anderbani dan merasa memiliki untuk mengembangkan dan menjaga STC kedepan dengan konsep yang digarisbawahi untuk “ WISATA BELANJA & REKREASI”. Jadi kita akan berbelanja dirumah kita sendiri dengan suasana berwisata yang dapat kita nikmati di daerah Pelem Simo Boyolali yang notabenya adalah daerah pedesaan. Sehingga kita akan berusaha merubah image untuk menarik “Wisata Kembali ke Desa” yang secara tidak langsung kita akan berpartisifasi dibidang kepariwisataan daerah Pelem Simo Pada khususnya & Boyolali pada Umumnya.

http://id.shvoong.com/business-management/international-business/2060221-simo-trade-center-stc/